Langsung ke konten utama

Ringkasan PAI SMP Kelas 9 Lengkap

Pada postingan ini akan dibagikan informasi mengenai materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti bagi kelas 9 SMP secara lengkap. Dari mulai bab pertama sampai dengan terakhir, sesuai dengan yang tercantum dalam buku paket siswa dan Kompetensi Dasar yang dirilis oleh Kemendikbud. Untuk menuju materi yang dimaksud, bisa langsung diklik dalam daftar isi berikut ini:

Bab 1 Meyakini Hari Akhir, Mengakhiri Kebiasaan Buruk
Bab 2 Jujur dan Menepati Janji
Bab 3 Menuai Keberkahan dengan Rasa Hormat dan Taat kepada Orang Tua dan Guru
Bab 4 Zakat Fitrah dan Zakat Mal
Bab 5 Dahsyatnya Persatuan dalam Ibadah Haji dan Umrah
Bab 6 Kehadiran Islam Mendamaikan Bumi Nusantara
Bab 7 Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar dan Tawakal
Bab 8 Beriman kepada Qada' dan Qadar Berbuah Ketenangan Hati
Bab 9 Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Tata Krama, Santun, dan Malu
Bab 10 Menyayangi Binatang dalam Syariat Penyembelihan
Bab 11 Akikah dan Kurban Menumbuhkan Kepedulian Umat 
Bab 12 Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara
Bab 13 Menyuburkan Kebersamaan dengan Toleransi dan Menghargai Perbedaan

  1. Bab 8 Beriman kepada Qada' dan Qadar Berbuah Ketenangan Hati
  2. Bab 12 Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara
    1. Bab 1 Meyakini Hari Akhir, Mengakhiri Kebiasaan Buruk

1. Peta Konsep

PAI Kelas 9 Iman Kepada Hari Akhir

2. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu:
1. Mendeskripsikan pengertian iman kepada hari akhir dengan benar.
2. Menunjukkan dalil iman kepada hari akhir dengan benar.
3. Menyebutkan macam-macam kiamat dengan benar.
4. Menjelaskan contoh kejadian kiamat sugra dengan benar.
5. Menjelaskan proses kejadian kiamat kubra dengan benar.
6. Menjelaskan kehidupan yang dialami manusia setelah hari kiamat dengan benar. 
7. Menunjukkan perilaku beriman kepada hari akhir dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. 
8. Berperilaku mawas diri sebagai implementasi dari pemahaman iman kepada hari akhir dengan benar.

3. Ringkasan Materi

a. Pengertian dan Macam Hari Kiamat

Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat merupakan rukun iman yang kelima. Umat Islam harus percaya dan yakin bahwa hari akhir itu pasti akan datang. Kelak manusia akan dibangkitkan kembali dari kubur untuk menerima pengadilan Allah Swt.

Iman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa seluruh alam termasuk dunia dan seisinya akan mengalami kehancuran. Hari akhir ditandai dengan ditiupnya terompet Malaikat Israfil. Dijelaskan bahwa pada hari itu, daratan, lautan dan benda-benda di langit porak-poranda. Gunung gunung meletus, hancur, dan berhamburan. Lautan meluap dan menumpahkan seluruh isinya. Benda-benda yang ada di langit bergerak tanpa kendali. Bintang, planet, dan bulan saling bertabrakan. Dan seterusnya.

Para ulama mengelompokkan kiamat menjadi dua macam, yaitu: Kiamat Sugra dan Kiamat Kubra.

a. Kiamat Sugra (kiamat kecil), yaitu terjadinya kematian yang menimpa sebagian umat manusia. Misalnya: matinya seseorang karena sakit, kecelakaan, musibah tsunami, banjir, tanah longsor dan sebagainya.

b. Kiamat Kubra (kiamat besar), yaitu terjadinya kematian dan kehancuran yang menimpa seluruh alam semesta. Dunia porakporanda, rusak, dan hancur. Kehidupan manusia akan berganti dengan alam yang baru, yakni alam akhirat. Kiamat Kubra ini dialami oleh seluruh makhluk hidup di jagad raya tanpa terkecuali. Kejadian ini terjadi secara menyeluruh sehingga dapat dibayangkan bahwa suasana saat itu sangat mencekam dan luar biasa dahsyatnya. Jika itu sudah dikehendaki oleh Allah Swt., Sang Pencipta, tidak ada yang bisa menghalangi kekuasaan dan kebesaran-Nya.

b. Kejadian Kiamat Kubra

Kejadian mengenai hari kiamat digambarkan oleh Allah Swt. begitu dahsyat, sebagaimana tertuang dalam banyak ayat Alquran, diantaranya Q.S. al-Qāri’ah/101:4-5 dan Q.S. Az-Zalzalah/99:1-2.

Kiamat Kubra memang belum terjadi sehingga tak seorang pun mengetahui peristiwa yang sebenarnya. Namun, kita mengetahuinya dari firman Allah Swt. dan Hadis Nabi saw. Adapun kejadian Kiamat Kubra digambarkan oleh Allah Swt. sebagai berikut:

a. Malaikat Israfil meniup sangkakala untuk yang pertama kali. Semua makhluk akan mati, kecuali yang dikehendaki hidup oleh Allah Swt.

b. Langit menjadi terpecah-belah, matahari digulung, bintang-bintang berjatuhan, lautan meluap dan menjadi panas, gunung-gunung seperti bulu yang berhamburan, dan manusia seperti anai-anai beterbangan.

Setelah peristiwa kiamat yang maha dahsyat itu, semua manusia akan mati dan mengalami proses kehidupan di alam akhirat sebagai berikut.

1) Alam Barzakh (Yaumul Barzakh)

Alam barzakh yang dikenal dengan alam kubur yang merupakan pintu gerbang menuju akhirat atau batas antara alam dunia dan alam akhirat. Di alam kubur, manusia akan bertemu, ditanyai, dan diperiksa oleh malaikat Munkar dan Nakir tentang segala amal perbuatannya ketika menjalani kehidupan di dunia.

2) Yaumul Ba’a¡

Allah Swt. akan membangkitkan kembali seluruh manusia yang telah mati dari alam kubur. Peristiwa itu dinamakan yaumul ba’ats. Yaumul ba’ats adalah hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur untuk diarahkan menuju padang mahsyar. Kebangkitan manusia ini akan terjadi setelah ditiupkan sangkakala yang kedua oleh Malaikat Israfil. Seluruh manusia mulai zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir bangkit dari kubur. Adapun keadaan mereka bermacammacam sesuai dengan amal perbuatan mereka pada waktu hidup di dunia. 

3) Yaumul ¦asyr atau Yaumul Mahsyar

Yaumul hasyr atau Yaumul Mahsyar adalah hari dikumpulkannya seluruh manusia yang telah dibangkitkan dari kuburnya, di sebuah padang yang sangat luas bernama Padang Mahsyar. Di Padang Mahsyar keadaan manusia sangat susah, tidak ada yang dapat menolong, kecuali hanya pertolongan yang datangnya dari Allah Swt. bagi orangorang yang dikehendaki-Nya.

Pada Yaumul Mahsyar pula, manusia menerima catatan amalnya selama hidup di dunia, baik amal yang buruk maupun amal yang baik. Seluruhnya tercatat secara rinci. Orang yang beriman dan beramal saleh merasa gembira melihat catatan amalnya. Sebaliknya, orang yang berbuat jahat dan kerusakan ketika hidup di dunia akan menerima catatan amalnya dengan perasaan sedih serta penuh dengan penyesalan.

4) Yaumul Mizan dan Yaumul Hisab

Arti kata mizān adalah timbangan, Hisāb artinya perhitungan. Dua istilah ini, yaitu Yaumul Mizan dan Yaumul Hisab memiliki makna yang hampir sama. Yaumul Mizan adalah hari ditimbangnya seluruh amal baik dan buruk manusia untuk menerima keadilan dan balasannya masing-masing.

Yaumul Mizan disebut juga Yaumul Hisab, yaitu hari diperhitungkannya seluruh amal perbuatan manusia, baik amal yang baik maupun amal yang buruk. Pada hari itu, manusia akan menerima balasannya masing masing berdasarkan keadilan dari Allah Swt.

5) Surga dan Neraka

Allah Swt. memiliki sifat Yang Maha Adil, karena seluruh perbuatan manusia akan diadili. Seluruh amal baik dan amal buruk manusia akan mendapatkan balasannya. Tidak ada satu perbuatan pun yang luput dari keadilan Allah Swt.

Seluruh perbuatan baik manusia telah diperhitungkan pada saat Yaumul Hisab. Perbuatan baik itu akan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah Swt. Tidak ada sedikit pun perbuatan baik yang tidak mendapatkan balasan. Balasan Allah Swt. terhadap perbuatan baik tentu balasan yang sangat menyenangkan dan memuaskan.

Balasan yang memuaskan itu berupa surga yang di dalamnya penuh kenikmatan yang melebihi kenikmatan dunia. 

Setiap perbuatan buruk manusia juga akan menerima balasannya. Perbuatan buruk sekecil apapun akan menerima balasannya, yakni neraka yang di dalamnya ada api yang sangat panas. Di neraka itulah, balasan orang yang banyak melakukan dosa, takabur, sombong, dan terlebih tidak melaksanakan perintah Allah Swt. Mereka di neraka susah payah mendapatkan makan dan minum, mereka diberi minuman yang panas dan makanan dari pohon berduri.

Wallohu a'lam...

    Bab 2 Jujur dan Menepati Janji

    1. Peta Konsep

    Peta Konsep Jujur dan Menepati Janji

    2. Tujuan Pembelajaran

    Peserta didik mampu:
    1. Mendeskripsikan pengertian jujur dengan benar.
    2. Menyebutkan dalil naqli tentang jujur dengan benar.
    3. Menyajikan contoh perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
    4. Berperilaku jujur di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat
    5. Mendeskripsikan pengertian menepati janji dengan benar.
    6. Menyebutkan dalil naqli tentang menepati janji dengan benar.
    7. Menyajikan contoh perilaku menepati janji dalam kehidupan sehari-hari
    8. Berperilaku menepati janji di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat dengan benar.

    3. Ringkasan Materi

    a. Memahami Perilaku Jujur

    Jujur adalah berkata benar dan sesuai dengan kenyataan. Seseorang disebut jujur apabila berkata sesuai dengan kenyataan. Jujur merupakan salah satu perilaku terpuji yang harus dimiliki seorang mukmin. Lawan dari sifat jujur adalah berkata dusta. Sungguh, Allah Swt. dan Rasul-Nya melarang umat-Nya berkata dusta. Bahkan, dalam sebuah hadis, dikatakan bahwa salah satu tanda orang munafik adalah berkata dusta.

    Kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing ke surga. Sebaliknya, kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan kejahatan itu akan menggiring ke neraka.

    Dalil Jujur Q.S. al-Ahzab/33: 70

     Contoh penerapan perilaku jujur:

    Saat kamu berjalan kaki, secara tidak sengaja, kamu menemukan dompet. Setelah dibuka, ternyata isinya surat-surat berharga, sejumlah uang dan kartu identitas. Apa yang akan kamu lakukan? Sebagai orang jujur kamu harus mengembalikan dompet dan seluruh isinya secara utuh kepada yang punya. Jangan kamu ambil yang bukan hak kamu. Tentu orang yang kehilangan dompet tersebut sangat sedih dan berharap bisa menemukannya. Bagaimana jika hal ini terjadi pada diri kamu? Tentunya kamu ingin bisa menemukannya kembali secara utuh. Nah, jika kamu menemukan barang yang bukan milik kamu, segeralah kembalikan kepada pemiliknya. 

    b. Memahami Perilaku Menepati Janji

    Janji adalah ucapan seseorang kepada orang lain yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat. Menepati janji berarti melaksanakan janji yang pernah diucapkan kepada orang lain. Menepati janji merupakan salah satu sifat terpuji yang harus dimiliki orang beriman. Orang beriman pantang untuk ingkar janji. Menurut hadis Nabi Muhammad saw. riwayat Bukhari dan Muslim, seseorang yang ingkar janji dikategorikan sebagai orang munafik. Sifat munafik merupakan bentuk perilaku yangsangat erat hubungannya dengan keimanan dan amaliyah atau perbuatan. Sifat munafik hukumnya haram dilakukan oleh umat Islam karena bagian dari jenis perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt. Larangan tersebut lebih disebabkan oleh akibat dari perbuatan tersebut dapat membuat kerusakan.

    Kesalehan seseorang tidak hanya diukur dari ibadah mahdah saja, tetapi juga dari keluhuran akhlaknya. Ibadah mahdah seperti salat, zakat, puasa, dan lain-lain yang telah dilakukan seseorang tidak cukup untuk mengukur tingkat kesalehannya. Nilai ibadah tersebut harus mampu mewarnai perilaku dalam kehidupan sehari-hari, yakni perilaku mulia. Jika seseorang telah merasa cukup beribadah kepada Allah Swt., namun akhlaknya tercela, ia belum memiliki iman yang sempurna. Demikian juga dengan sifat menepati janji. Sifat mulia ini merupakan cerminan dari kesempurnaan iman seorang muslim.

    Janji adalah hutang, hutang akan diminta pertanggungjawabannya sampai di akhirat. Barangsiapa berjanji harus ditepati. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, jangan mudah mengobral janji. Sebaiknya, apabila berjanji, ucapkanlah InsyaAllah (jika Allah menghendaki). Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa akan datang. Manusia hanya merencanakan dan berusaha, sedangkan hasilnya ada di tangan Allah Swt. Jika seseorang tidak dapat menepati janji karena lupa atau karena alasan tertentu yang tidak disengaja, asalkan mengucap InsyaAllah, Allah Swt. akan memaafkannya. Meski demikian, tetap harus meminta maaf dan memberi penjelasan kepada orang tersebut.

    Dalil Menepati Janji Q.S. Āli ‘Imrān/3 ayat 77

    Contoh penerapan perilaku menepati janji:
    Sebagai salah satu pengurus OSIS, kamu berjanji kepada ketua OSIS untuk hadir dalam acara rapat rutin bulanan. Rapat rutin bulanan dilaksanakan setiap hari Sabtu pada Minggu pertama, setelah bel pulang sekolah. Tentunya ketua OSIS dan pengurus yang lain berharap semua bisa hadir, mengingat pentingnya agenda rapat tersebut. Namun, dua hari setelah kamu mengucapkan janji akan hadir, sahabat dekatmu mengundangmu untuk hadir dalam perayaan ulang tahun di rumahnya. Acara ulang tahun tersebut bersamaan dengan acara rapat rutin bulanan pengurus OSIS. Sudah tentu, kamu harus mendahulukan janji yang pertama, yakni hadir dalam rapat bulanan pengurus OSIS. Adapun acara ulang tahun tersebut bisa kamu hadiri setelahnya.

    Wallohu a'lam...

        Bab 8 Beriman kepada Qada' dan Qadar Berbuah Ketenangan Hati

    Pada kesempatan ini kita akan berbagi mengenai ringkasan materi Iman kepada Qada dan Qadar. Materi ini merupakan bagian dari materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti bagi siswa SMP kelas 9. Peta konsep materi ini, bisa disimak melalui gambar berikut:

    Iman Kepada Qada dan Qadar

    1. Tujuan Pembelajaran

    Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa mampu: 

    1. Mendeskripsikan pengertian qada, qadar, dan takdir dengan benar. 
    2. Menunjukkan dalil iman kepada qada dan qadar dengan benar. 
    3. Menyebutkan macam-macam takdir dengan benar. 
    4. Menjelaskan contoh takdir muallaq dengan benar. 
    5. Menjelaskan contoh takdir mubram dengan benar.
    6. Menjelaskan manfaat beriman kepada qada dan qadar dengan benar. 
    7. Menunjukkan contoh perilaku beriman kepada qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari dengan benar. 
    8. Berperilaku tawakal kepada Allah Swt. sebagai implementasi dari pemahaman iman kepada qada dan qadar.

    2. Ringkasan Materi

    a. Pengertian Qada, Qadar, dan Takdir

    Secara bahasa, qada’ memiliki beberapa pengertian, yaitu: hukum, keputusan, ketetapan, kehendak. Qadar secara bahasa artinya kepastian, ukuran, kekuasaan, perwujudan kehendak. Secara istilah, qada’ adalah ketetapan Allah terhadap segala sesuatu sejak zaman azali. Zaman azali ialah zaman ketika segala sesuatu belum tercipta. Qadar ialah perwujudan kehendak Allah Swt. terhadap semua makhluk-Nya dalam ukuran dan bentuk-bentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya. 

    Qada dan qadar memiliki hubungan erat dan merupakan satu kesatuan. Qada merupakan ketentuan, kehendak dan kemauan Allah Swt. sedangkan qadar merupakan perwujudan dari kehendak Allah Swt. Qada dan qadar biasa dikenal dengan istilah takdir. Beriman kepada qada dan qadar merupakan rukun iman yang keenam. Iman kepada qada dan qadar dalam ungkapan sehari-hari lebih dikenal dengan sebutan iman kepada takdir. Iman kepada takdir berarti percaya bahwa segala apa yang terjadi di alam semesta ini, seperti adanya sehat dan sakit, hidup dan mati, rezeki dan jodoh seseorang merupakan kehendak dan ketentuan Allah Swt. 

    Perhatikan ayat berikut ini!


    Artinya: “ . . . dan segala sesuatu ada ukuran di sisi-Nya” (Q.S ar-Ra’d/13:8)

    b. Taqdir Mu'alaq dan Taqdir Mubram

    Qada dan qadar atau takdir dibagi dua, yaitu takdir muallaq dan takdir mubram. Mari kita uraikan keduanya. Simak dengan baik ya!

    Takdir Muallaq. Muallaq secara bahasa artinya sesuatu yang digantungkan. Takdir muallaq yaitu ketentuan Allah Swt. yang mengikut sertakan peran manusia melalui usaha atau ikhtiarnya. Manusia diberi peran untuk berusaha, hasil akhirnya akan ditentukan oleh Allah Swt. Contoh dari taqdir muallaq adalah kepandaian dan kesehatan. Seseorang yang akan ingin pandai, memiliki kesempatan untuk berusaha meraihnya. Seperti dengan cara rajin belajar dan disiplin membagi waktu. Bagaimana, sudah faham? Jika sudah faham, lanjutkan dengan mencari contoh yang lain.

    Takdir Mubram. Mubram secara bahasa artinya sesuatu yang tidak dapat dielakkan atau sudah pasti. Jadi, takdir mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah Swt. yang pasti berlaku dan manusia tidak diberi peran untuk mewujudkannya. Contoh takdir mubram di antaranya jenis kelamin manusia, ajal, api memiliki sifat panas, bumi berbentuk bulat, gaya gravitasi, kejadian kiamat dan sebagainya.

    c. Manfaat dari Beriman kepada Qada dan Qadar

    Seseorang yang beriman kepada Qada dan Qadar akan meraih banyak manfaat. Setidaknya ada empat manfaat yang akan diraih, seperti dijelaskan berikut ini:



    1. Memiliki ketenangan hati

    Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar akan mendapatkan ketenangan jiwa. Karena, ia senantiasa merasa senang dan menerima dengan ikhlas atas semua ketentuan Allah Swt. Tidak ada kekhawatiran dalam jiwa. Karena ia meyakini bahwa Allah Swt. senantiasa menghendaki kebaikan pada diri hamba-Nya.

    2. Memiliki sikap sabar dan syukur

    Apabila mendapat nikmat, ia akan bersyukur kepada Allah Swt. Ciri orang yang bersyukur yaitu di dalam hatinya merasa cukup atas pemberian Allah Swt. Kemudian, rasa syukur tersebut diwujudkan secara lisan dan perbuatan. Syukur secara lisan yaitu dengan mengucapkan “alhamdulillah”, memperbanyak ibadah, sedekah, serta menggunakan nikmat-nikmat tersebut sesuai kehendak Allah Swt. 

    Orang yang beriman kepada qada dan qadar juga akan sabar, pasrah, dan tawakal apabila mengalami kesulitan, kesusahan, terkena musibah, ataupun cobaan. Bentuk musibah atau cobaan bisa berupa bencana alam, kebakaran, fisik yang lemah, penyakit, kekurangan bahan makanan, dan lain sebagainya. Semua musibah dan cobaan pada hakikatnya bertujuan untuk menguji keimanan seorang hamba. Oleh karena itu, sikap terbaik dalam menghadapi musibah dan cobaan adalah dengan bersabar

    3. Terbiasa hidup optimis

    Seseorang yang beriman kepada qa«±’ dan qadar akan memiliki sifat optimis. Kegagalan meraih cita-cita tidak membuatnya berputus asa, justru sebaliknya makin bersemangat berusaha sekuat tenaga untuk meraihnya. Ia meyakini setiap kegagalan pasti ada pelajaran berharga. Ia akan segera introspeksi diri mencari kelemahan dan kekurangannya. Setelah mengetahui kelemahan dan kekurangan tersebut, ia akan belajar dan berlatih dengan tekun. Di hatinya ada keyakinan bahwa suatu saat cita-cita tersebut pasti tercapai.

    4. Terhindar dari sikap sombong

    Seseorang yang beriman kepada qada’ dan qadar apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap semua itu adalah karunia Allah Swt. Ia tidak pernah mengatakan semua itu merupakan hasil usahanya sendiri. Ia tetap merasa rendah hati kepada siapa pun. 

    Sebernarnya, masih banyak manfaat dari beriman kepada Qada dan Qadar. Barangkali ada yang mengetahuinya, boleh dituliskan di kolom komentar.

    Bab 12 Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara

    1. Peta Konsep

    Materi PAI SMP Kelas 9: Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara


    2. Tujuan Pembelajaran

    Setelah mempelajari materi ini, peserta didik mampu:
    a. Menjelaskan tradisi  Nusantara sebelum Islam dengan benar.
    b. Menjelaskan Akulturasi budaya Islam dengan benar.
    c. Menjelaskan cara melestarikan tradisi Islam Nusantara dengan benar.
    d. Mengambil hikmah mempelajari tradisi Islam Nusantara dengan benar.
    e. Berperilaku melestarikan tradisi Islam Nusantara dalam kehidupan seharihari dengan benar.

    3. Ringkasan Materi

        a. Tradisi Nusantara Sebelum Islam

        Jauh sebelum Islam masuk dan berkembang di Nusantara, masyarakat telah memiliki keragaman budaya dan tradisi. Bahkan sebelum agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia masyarakat telah memiliki kepercayaan kepada benda-benda alam dan ruh nenek moyang. Kepercayaan kepada benda-benda alam dan ruh nenek moyang ini berpengaruh pada pola kehidupan masyarakat. Banyak upacara ritual dilakukan sebelum melakukan kegiatan tertentu. Misalnya ritual sebelum melaksanakan hajatan, kelahiran, perkawinan, kematian dan lain sebagainya. Tradisi ini mereka lakukan turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mereka patuh menjalankan tradisi tersebut karena beranggapan jika terjadi pelanggaran akan mendapat kutukan dari arwah nenek moyang yang akibatnya akan mendatangkan bencana di tengah-tengah masyarakat.


        Masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia tidak menyebabkan tradisi-tradisi tersebut musnah, justru semakin tumbuh dan berkembang. Hal ini dikarenakan pengaruh agama Hindu-Buddha menyesuaikan dengan tradisi-tradisi di masya-rakat. Bentuk penyesuaiannya adalah dengan mengubah cara-cara upacara ritual sehingga sesuai dengan nilainilai ajaran Hindu-Buddha. 

        Masuknya kebudayaan Hindu-Buddha dari India ke Nusantara melalui proses penyesuaian dengan kondisi kehidupan masyarakat. Tentu saja penyesuaian ini tanpa menghilangkan unsur asli budaya di Nusantara. 

        Di antara pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam kebudayaan Indonesia, misalnya tampak pada seni rupa dan seni ukir. Di bidang seni rupa dan seni ukir ini terlihat pada relief atau seni ukir pada dindingdinding candi. Sebagai contoh, pada relief Candi Borobudur tampak adanya perahu bercadik yang merupakan gambaran pelaut nenek moyang bangsa Indonesia. Terdapat pula relief yang menggambarkan riwayat sang Buddha sekaligus ada gambaran lingkungan alam Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha juga tampak pada bidang seni bangunan, misalnya pada bentuk bangunan candi. 

        Di India, candi merupakan kuil untuk memuja para dewa dengan bentuk stupa. Sedangkan di Indonesia, candi selain sebagai tempat pemujaan, juga berfungsi sebagai makam raja atau untuk tempat menyimpan abu jenazah raja yang telah meninggal. Candi ini sebagai tanda penghormatan masyarakat terhadap sang raja. Di atas makam sang raja biasanya didirikan patung raja yang mirip dengan dewa yang dipujanya. Hal ini sebagai perpaduaan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan ruh nenek moyang di Indonesia. Sehingga, bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya adalah punden berundak, yaitu bangunan tempat pemujaan ruh nenek moyang. Contoh ini dapat dilihat pada bangunan candi Borobudur.

        Baca juga link untuk downloadKumpulan Modul Lengkap

    b. Akulturasi Budaya Islam

        Akulturasi merupakan proses percampuran antara unsur kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain sehingga terbentuk kebudayaan yang baru tanpa menghilangkan sama sekali ciri khas masing-masing kebudayaan lama. Kedatangan ajaran Islam di Nusantara juga mengalami proses akulturasi dengan kebudayaan Nusantara saat itu.

        Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat kebendaan atau material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia. Budaya ini kemudian dikenal dengan istilah budaya Islam. Budaya Islam adalah segala macam bentuk cipta, rasa, dan karsa yang berasal dan berkembang dalam masyarakat serta telah mendapat pengaruh dari Islam. 

    Budaya dalam pandangan Islam adalah sebuah tata nilai dan tradisi yang berkembang dari ajaran Islam. Tata nilai tersebut merupakan hasil penterjemahan dari pokok-pokok ajaran Alquran dan hadis dalam kehidupan nyata. Sedangkan yang dimaksud dengan tradisi Islam adalah kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat, dan di dalamnya mengandung ajaran-ajaran Islam. 

        Islam sesungguhnya membuka diri terhadap budaya-budaya dari luar Islam. Islam mempersilakan siapapun untuk berpendapat, mengemukakan ide dan gagasan, ataupun menciptakan budayabudaya tertentu, asalkan sesuai prinsip-prinsip sebagai berikut. 

    a. Tidak melanggar ketentuan hukum halal-haram. 

    b. Mendatangkan mashlahat (kebaikan) dan tidak menimbulkan mafsadat (kerusakan). 

    c. Sesuai dengan prinsip al-Wala` (kecintaan yang hanya kepada Allah Swt. dan apa saja yang dicintai Allah Swt.) dan al-Bara` (berlepas diri dan membenci dari apa saja yang dibenci oleh Allah Swt.). 

        Ketiga prinsip di atas menjadi pedoman baku bagi umat Islam dalam berinteraksi dengan budaya-budaya lain di luar Islam. Berlandaskan ketiga prinsip tersebut akan lahir sebuah kebudayaan Islam yang memiliki ciri khusus, yaitu budaya yang berasaskan tauhid kepada Allah Swt. 

        Kita dipersilakan untuk berinteraksi maupun mengambil manfaat dari budaya bangsa-bangsa lain, selama ketiga prinsip di atas tidak dilanggar. Kesenian termasuk dalam unsur kebudayaan, sebab perwujudan dari kebudayaan tidak terlepas dari hasil olah pikir dan perilaku manusia lewat bahasa, pergaulan, dan organisasi sosial. Kesenian merupakan salah satu media paling mudah diterima dalam penyebaran Islam. Salah satu buktinya adalah penyebaran Islam dengan menggunakan media wayang kulit dan gamelan seperti yang dilakukan Sunan Kalijaga.

        Berikut ini adalah beberapa seni budaya Nusantara yang telah mendapatkan pengaruh dari ajaran Islam:

    1. Nama-Nama Bulan dalam Jawa 

    Masuknya Islam ke Indonesia, membawa pengaruh pada sistem penanggalan. Islam menggunakan kalender Hijriah yang berpatokan pada perputaran bulan. Bentuk akulturasi antara penanggalan Islam dengan penanggalan Jawa dapat terlihat pada penamaan bulan sebagai berikut:

    Nama Bulan Bahasa Jawa dalam Islam Nusantara

    2. Seni Bangunan Masjid

    3. Seni Kaligrafi

    4. Seni Tari

    5. Seni Musik

    6. Seni Pertunjukan

    7. Seni Sastra

    8. Kesenian Debus

    c. Melestarikan Tradisi Islam Nusantara

    Tradisi adalah kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun temurun oleh masyarakat. Sebagaimana diketahui bahwa sebelum Islam datang, masyarakat Nusantara sudah mengenal berbagai kepercayaan dan memiliki beragam tradisi lokal. Melalui kehadiran Islam maka kepercayaan dan tradisi di Nusantara tersebut membaur dan dipengaruhi nilai-nilai Islam. Karenanya muncullah tradisi Islam Nusantara sebagai bentuk akulturasi antara ajaran Islam dengan tradisi lokal Nusantara. 

    Tradisi Islam di Nusantara digunakan sebagai metode dakwah para ulama zaman itu. Para ulama tidak memusnahkan secara total tradisi yang telah ada di masyarakat. Mereka memasukkan ajaran-ajaran Islam ke dalam tradisi tersebut, dengan harapan masyarakat tidak merasa kehilangan adat dan ajaran Islam dapat diterima. 

    Seni budaya, adat, dan tradisi yang bernapaskan Islam tumbuh dan berkembang di Nusantara. Tradisi ini sangat bermanfaat bagi penyebaran Islam di Nusantara. Untuk itulah, kita sebagai generasi muda Islam harus mampu merawat, melestarikan, mengembangkan dan menghargai hasil karya para ulama terdahulu. 

    Mengingat zaman modern sekarang ini ada sebagian kelompok yang mengharamkan dan ada sebagian yang menghalalkan. Mereka yang mengharamkan beralasan pada zaman Rasulullah saw. tidak pernah ada. Mereka yang membolehkan dengan dasar bahwa tradisi tersebut digunakan sebagai sarana dakwah dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. 

    Kita sebagai generasi penerus Islam kita harus bijaksana dalam menyikapi tradisi tersebut. Memang harus diakui ada tradisi-tradisi lokal yang tidak sesuai dengan Islam. Tradisiseperti ini harus kita tolak, dan buang supaya tidak ditiru oleh generasi berikutnya. 

    Para ulama dan wali pada zaman dahulu tentu telah mempertimbangkan tradisi-tradisi tersebut dengan sangat matang baik dari segi madharatmafsadat maupun halal-haramnya. Mereka sangat paham hukum agama, sehingga tidak mungkin mereka menciptakan tradisi tanpa pertimbanganpertimbangan tersebut. Banyak sekali tradisi atau budaya Islam yang berkembang hingga saat ini. Semuanya mencerminkan kekhasan daerah atau tempat masingmasing. 

    Berikut ini adalah beberapa tradisi atau budaya Islam dimaksud:
    1. Halal Bihalal
    2. Taboik
    3. Kupatan
    4. Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta
    5. Grebeg
    6. Maulid Nabi
    7. Tradisi Rabu Kasan
    8. Munggahan
    9. Budaya Tumpeng

    Demikian ringkasan materi mengenai Tradisi Islam di Nusantara bagi murid kelas 9 SMP. Materi ini disarikan dari beberapa sumber, terutama buku paket siswa PAI dan Budi Pekerti Kelas 9 SMP terbitan Kemendikbud Tahun 2018. Semoga bermanfaat. Terimakasih.
     

    Jika ada yang membutuhkan RPP PAI Bagi Kelas 9 bisa didownload di sini. 

    Buku Paket Siswa bisa dibaca atau didownload dengan klik di sini.

    Komentar

    Posting Komentar

    Apa yang Anda pikirkan?

    Postingan populer dari blog ini

    Disdikpora Kabupaten Pangandaran Panen Penghargaan

    Disdikpora Kab. Pangandaran berhasil memborong banyak penghargaan pada Kegiatan Apresiasi Capaian Program Kemendikbudristek, yang diselenggarakan oleh UPT Kemendikbudristek Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Kamis 23 Nopember 2023 di Yogyakarta. Tidak tanggung-tanggung, Disdikpora Kab. Pangandaran meraih delapan penghargaan sekaligus, yakni Capaian Terbaik Aksi Nyata melalui Platform Merdeka Belajar,  Capaian Terbaik Pemanfaatan Rapot Pendidikan,  Capaian Terbaik penggunaan ARKAS dan SIPLah, Capaian Terbaik Iklim Inklusivitas,  Capaian Terbaik dalam Pembentukan Satgas TPPK (Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan),  Apresiasi penerbitan Regulasi Merdeka Belajar,  Apresiasi Inovasi Pendidikan, dan  Capaian Terbaik Implementasi Kurikulum Merdeka. Kepala Disdikpora Kab. Pangandaran, Dr. H. Agus Nurdin, menyampaikan kebahagiaannya atas raihan ini. Seperti yang dituangkan dalam status media sosial Facebook pribadi, beliau menyampaikan bahwa raihan ini berkat kerja k

    Materi PAI SMP Kelas 9: Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara

    1. Peta Konsep 2. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, peserta didik mampu: a. Menjelaskan tradisi  Nusantara sebelum Islam dengan benar. b. Menjelaskan Akulturasi budaya Islam dengan benar. c. Menjelaskan cara melestarikan tradisi Islam Nusantara dengan benar. d. Mengambil hikmah mempelajari tradisi Islam Nusantara dengan benar. e. Berperilaku melestarikan tradisi Islam Nusantara dalam kehidupan seharihari dengan benar.