Langsung ke konten utama

Mengambil Keputusan dengan Bijak dan Berbasis pada Nilai Kebajikan | Koneksi Antar Materi Modul 3.1

 Modul 3.1 mengenai Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin telah memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi saya. Dari modul ini saya memiliki bekal yang cukup untuk berlatih dan bersiap menjadi pemimpin pembelajaran, yang tentu saja akan sangat sering berhadapan dengan aktifitas mengambil keputusan. Pada modul ini, saya tidak hanya dikenalkan pada keputusan yang mudah, yang saling berhadap-hadapan antara yang benar dan salah. Tetapi, pada modul ini sudah dikenalkan mengenai pengambilan keputusan yang sulit, yakni mesti memilih dari beberapa opsi yang sama-sama mengandung kebenaran.

Pada tulisan ini, saya akan mencoba membuat sebuah rangkuman pembelajaran yang sudah dilakukan selama ini dan merefleksikannya. Proses refleksi dibantu oleh beberapa panduan pertanyaan yang tersedia pada LMS Pendidikan Guru Penggerak, sebagai berikut:  

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?


Filosofi Ki Hajar Dewantara bersama Pratap Triloka memiliki dampak yang signifikan, terutama dalam cara seorang guru menjadi pemimpin pembelajaran. Prinsip yang diperkenalkan oleh KHD yang masih dipegang teguh oleh para pendidik saat ini adalah "Ing Ngarso Sung Tulodho" (Seorang pemimpin harus memberikan teladan), "Ing Madya Mangunkarsa" (Seorang pemimpin harus memberikan dorongan, semangat, dan motivasi dari tengah), dan "Tut Wuri Handayani" (Seorang pemimpin harus memberikan dorongan dari belakang). Artinya, seorang pemimpin (Guru) harus menjadi contoh yang baik, memberikan semangat dan motivasi, serta memberikan dorongan dari belakang untuk kemajuan muridnya. Semboyan ini memiliki makna yang mendalam dan bisa dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, dengan selalu memihak pada murid agar mereka menjadi generasi yang cerdas dan berbudi pekerti, sebagaimana tercermin dalam profil pelajar Pancasila. Dalam proses pembelajaran di sekolah, tidak hanya fokus pada kurikulum, tetapi juga mentransfer nilai-nilai kebaikan secara eksplisit melalui pembelajaran dan keteladanan dalam setiap pengambilan keputusan.

Filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka memainkan peran penting dalam membentuk kepemimpinan guru dalam proses pembelajaran. Konsep-konsep yang diperkenalkan, seperti "Ing Ngarso Sung Tulodho" (Memberikan teladan), "Ing Madya Mangunkarsa" (Memberikan dorongan dari tengah), dan "Tut Wuri Handayani" (Memberikan dorongan dari belakang) masih menjadi pedoman bagi para pendidik hari ini. Hal ini menggarisbawahi pentingnya seorang guru sebagai contoh yang baik, pemberi semangat, serta memberikan dukungan bagi kemajuan muridnya. Semboyan ini bukan hanya sekadar kata-kata, tetapi memiliki makna yang dalam yang dapat diaplikasikan dalam pengambilan keputusan sehari-hari, dengan fokus pada pertumbuhan intelektual dan moral murid, sebagaimana diamanatkan dalam pendidikan Pancasila. Oleh karena itu, dalam lingkungan sekolah, tidak hanya kurikulum yang diutamakan, melainkan juga transfer nilai-nilai kebaikan melalui pembelajaran dan keteladanan dalam setiap tindakan yang diambil.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Menurut saya, nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita akan sangat berpengaruh terhadap prinsip yang kita ambil dalam sebuah pengambilan keputusan. Kemudian, prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan akan sangat berpengaruh terhadap lingkungan kita. Prinsip yang positif akan berdampak positif, demikian pula sebaliknya, prinsip yang negatif dalam pengambilan keputusan akan berdampak negatif pada lingkungan kita. 

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Materi pengambilan keputusan yang saya pelajari dari modul ini memberikan pembelajaran tersendiri, agar saya semakin terbiasa untuk mengambil keputusan dengan bijak, mempertimbangkan paradigma dilema etika dan mengacu pada prinsip-prinsip pengambilan keputusan. Berkaitan dengan ini, pengalaman belajar saya pada materi “coaching”, menjadi penguat agar dalam pengujian pengambilan keputusan bisa lebih objektif dan tidak mengandalkan egoisme.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kesadaran dan kemampuan mengelola aspek sosial emosional seorang guru akan mampu memberikan dampak positif pada proses pengambilan Keputusan yang dilakukan oleh seorang guru. Dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, kompetensi soial emosional seperti kompetensi  kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness)  dan keterampilan berhubungan sosial  (relationship skills) akan sangat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap proses pengambilan keputusan. Sehingga, keputusan yang diambil akan lebih berkeadilan, objektif, berbasis nilai Kebajikan dan tidak emosional.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Diskusi tentang studi kasus yang menekankan masalah moral atau etika akan meningkatkan kemampuan empati dan simpati seorang pendidik. Dengan pelatihan yang tepat, pendidik akan memiliki empati dan simpati yang kuat, memungkinkan mereka untuk mengenali dan memahami dilema etika serta membuat keputusan kepemimpinan yang lebih bijaksana.


Dengan mempertimbangkan pentingnya etika dalam pendidikan, diskusi tentang studi kasus yang menyoroti masalah moral dapat memberikan manfaat berikut bagi seorang pendidik:

Meningkatkan kemampuan empati dan simpati.

Memperkuat kemampuan pendidik dalam mengenali dan memahami dilema etika.

Memungkinkan pendidik untuk membuat keputusan kepemimpinan yang lebih bijaksana.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Dengan mengambil keputusan yang berlandaskan nilai-nilai kebajikan, keteladanan, dan kebijaksanaan, lingkungan sekolah dapat menjadi tempat yang memotivasi dan mendukung perkembangan siswa secara optimal. Hal ini menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan, di mana siswa dapat mengembangkan kompetensi mereka dengan baik. Karena keputusan yang diambil berpengaruh pada implementasi pembelajaran dan situasi sekolah. Keputusan harus didasarkan pada nilai-nilai kebajikan, keteladanan, dan kebijaksanaan, serta tidak melanggar norma. Dengan pendekatan ini, lingkungan sekolah yang positif, kondusif, aman, dan nyaman dapat diciptakan, memungkinkan siswa belajar dengan baik dan mengembangkan kompetensinya dengan maksimal.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi saat saya menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika ini adalah seringnya ada perasaan kasihan kepada rekan sejawat, sehingga memungkinkan lahirnya kesulitan dalam melakukan keputusan yang objektif. Jika ini terlalu sering, maka dilema etika akan sedikit memperburuk kondisi. Selain itu, aspek senioritas sangat kental sekali. Sehingga, sebagai generasi muda, masih akan kesulitan membuat keputusan-keputusan karena sering terganjal oleh senioritas. Dalam praktiknya, tuntutan kepentingan politis juga kerap memengaruhi proses pengambilan keputusan.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Berdasarkan materi yang saya dapatkan pada pembelajaran selama ini, bahwa di dunia pendidikan, peran seorang guru tidak hanya sekadar menyampaikan pengetahuan kepada murid, tetapi juga membentuk lingkungan pembelajaran yang memerdekakan. Bagaimana kita memutuskan langkah-langkah pembelajaran, bagaimana kita merespons kebutuhan unik setiap murid, dan bagaimana kita memberikan ruang untuk eksplorasi dan kreativitas, semuanya merupakan bagian dari pengambilan keputusan yang sangat penting.


Setiap hari di kelas, guru dihadapkan pada serangkaian keputusan yang kompleks. Mulai dari menentukan materi apa yang akan diajarkan, bagaimana cara menyampaikannya, hingga bagaimana memberikan umpan balik yang konstruktif kepada murid. Namun, di balik setiap keputusan tersebut, tersembunyi suatu prinsip dasar yang mengakui dan menghargai keberagaman murid.

Ketika seorang guru memutuskan untuk memperhatikan kebutuhan individual setiap murid, mereka menciptakan peluang bagi kesuksesan setiap individu. Dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, minat, dan gaya belajar yang berbeda, guru mampu menyusun strategi pembelajaran yang sesuai dengan setiap murid. Ini berarti mengakui bahwa setiap anak memiliki potensi yang unik yang perlu diperhatikan.

Pengambilan keputusan yang memerdekakan juga mencakup memberikan ruang untuk inisiatif dan kreativitas. Guru yang memfasilitasi eksplorasi dan pengembangan ide-ide baru memberikan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. Mereka merangsang imajinasi dan rasa ingin tahu, memupuk semangat belajar yang tidak terbatas.

Tidak hanya itu, pengambilan keputusan yang memerdekakan juga mencakup pemberian umpan balik yang konstruktif. Melalui umpan balik yang jelas dan relevan, guru membantu murid untuk memahami kemajuan mereka dan mengidentifikasi area di mana mereka dapat meningkatkan. Ini tidak hanya membangun rasa percaya diri, tetapi juga membentuk sikap yang terbuka terhadap pembelajaran dan pengembangan diri.

Di antara semua keputusan yang dibuat oleh seorang guru, ada satu inti yang konsisten: mengakui nilai setiap individu dan memberdayakan mereka untuk mencapai potensi terbaik mereka. Dengan memperhatikan kebutuhan unik setiap murid, memberikan ruang untuk eksplorasi dan kreativitas, serta memberikan umpan balik yang konstruktif, seorang guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang memerdekakan, memotivasi, dan memberdayakan untuk semua murid. Itulah esensi dari pendidikan yang benar-benar bermakna.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Di tengah-tengah ruang kelas yang bercahaya, seorang pemimpin pembelajaran memegang peran sentral dalam membentuk takdir dan membuka pintu masa depan bagi murid-muridnya. Dengan setiap keputusan yang diambilnya, seorang pemimpin pembelajaran merajut benang kebijaksanaan, kepedulian, dan inspirasi yang akan membimbing murid-muridnya melalui lorong-lorong kehidupan yang belum terjamah.

Setiap pagi, ketika langkah-langkah mereka menyusuri lorong menuju ruang kelas, seorang pemimpin pembelajaran membawa beban tanggung jawab yang besar di pundaknya. Mereka tahu bahwa setiap kata yang diucapkan, setiap tindakan yang diambil, dan setiap keputusan yang dibuat akan memiliki konsekuensi yang jauh lebih dalam daripada yang bisa dibayangkan.


Ketika memutuskan kurikulum yang akan diajarkan, seorang pemimpin pembelajaran memikirkan bukan hanya materi pelajaran, tetapi juga nilai-nilai dan keterampilan yang ingin ditanamkan pada murid-muridnya. Mereka memilih dengan hati-hati untuk membawa materi yang relevan, menantang, dan bermakna, yang akan mempersiapkan murid-murid mereka untuk menghadapi dunia yang berubah dengan cepat di masa depan.

Dalam memberikan umpan balik kepada murid-murid, seorang pemimpin pembelajaran tidak hanya melihat hasil akademis, tetapi juga pertumbuhan emosional, sosial, dan karakter. Mereka memilih kata-kata dengan bijak, memberikan pujian yang tulus, dan memberikan dorongan yang dibutuhkan untuk mengatasi rintangan dan mencapai potensi maksimal.

Namun, mungkin yang paling penting adalah bagaimana seorang pemimpin pembelajaran memperlakukan setiap murid sebagai individu yang unik. Dengan memperhatikan kebutuhan, minat, dan bakat masing-masing murid, seorang pemimpin pembelajaran dapat membuka pintu untuk penemuan diri dan eksplorasi yang mendalam. Mereka memberikan dukungan, inspirasi, dan bimbingan yang diperlukan untuk membantu setiap murid mencapai impian mereka, bahkan ketika jalan terasa sulit.

Dengan setiap keputusan yang diambilnya, seorang pemimpin pembelajaran menciptakan jejak yang tak terhapuskan dalam perjalanan hidup murid-muridnya. Mereka membentuk karakter, memperluas wawasan, dan membuka peluang yang tak terduga. Masa depan murid-murid mereka tidak lagi hanya sekadar mimpi, tetapi suatu realitas yang dipandu oleh kebijaksanaan dan kasih sayang seorang pemimpin pembelajaran yang menginspirasi.

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Materi pengambilan keputusan berbasis kebajikan ini menjadi salah satu factor penting untuk menghadirkan pembelajaran yang memerdekakan. Kemampuan untuk mengambil keputusan yang berbasis pada nilai kebajikan, pada saatnya akan mampu menghadirkan layanan pendidikan yang sesuai dengan filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Materi yang terdapat dalam modul ini, saling berkelindan dengan materi yang terdapat pada modul sebelumnya. 

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Saya mulai mendalami pemahaman mengenai konsep-konsep pengambilan keputusan yang terdapat pada modul ini. Saya mulai mengenali perbedaan antara bujukan moral dan dilema etika, ini merupakan hal baru bagi saya. Saya juga mulai memahami mengenai pembagian dilema etika kedalam 4 paradigma, yang bisa diambil keputusannya dengan pendekatan 3 prinsip pengambilan keputusan. Lalu bisa diambil keputusan dan diuji dengan 9 langkah. Berbagai konsep ini memberikan wawasan baru yang tak terduga sebelumnya.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya pernah mengambil keputusan yang terdapat dilema etika. Perbedaanya adalah waktu itu saya masih mengandalkan intuisi yang datang dari nurani dan nilai-nilai kebajikan yang saya dalami, tertama dalam keyakinan agama. Belum mendapatkan pijakan materi, terutama yang lebih teknis seperti yang sudah dijelaskan dalam 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah menjalani pembelajaran tentang konsep pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan, saya mengalami transformasi yang mendalam. Sebelumnya, saya mungkin cenderung mempertimbangkan keputusan hanya dari sudut pandang keuntungan pribadi atau hasil materi yang dapat saya peroleh. Namun, seiring dengan memahami nilai-nilai kebajikan seperti kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab, pandangan saya tentang pengambilan keputusan telah berubah secara signifikan.

Kini, jika saya dihadapkan pada situasi yang memerlukan pengambilan keputusan, saya akan secara alami mempertimbangkan implikasi moral dari tindakan saya. Saya lebih sadar akan dampak keputusan saya terhadap diri saya sendiri, orang lain, dan masyarakat secara keseluruhan, khususnya murid saya. Saya belajar untuk melihat gambaran yang lebih luas dan mempertimbangkan berbagai perspektif sebelum membuat keputusan.

Lebih dari itu, konsep keadilan dan tanggung jawab telah menjadi pedoman dalam setiap tindakan saya. Saya memahami pentingnya mencari keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan kolektif, serta bertanggung jawab atas konsekuensi dari keputusan yang saya ambil. Hal ini membantu saya untuk menjadi pribadi yang lebih berpikir kritis dan reflektif terhadap tindakan saya, serta lebih siap menerima konsekuensi yang mungkin timbul.

Perubahan paradigma dalam penilaian kualitas keputusan juga menjadi bagian penting dari perubahan yang saya alami. Saya tidak lagi hanya menilai keputusan berdasarkan pada hasil atau keuntungan material semata, tetapi lebih cenderung menilai kualitas keputusan berdasarkan pada sejauh mana keputusan tersebut konsisten dengan prinsip-prinsip moral dan etika yang saya anut, juga pada prinsip-prinsip pengambilan Keputusan.

Pemahaman yang lebih baik tentang konsep pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan telah membawa saya pada pengambilan keputusan yang lebih bijaksana, etis, dan berkelanjutan. Menurut saya, ini adalah perubahan yang tidak hanya memengaruhi hidup saya, tetapi juga membantu saya membawa perubahan positif dalam interaksi dengan orang lain dan kontribusi saya terhadap murid, dunia Pendidikan dan masyarakat secara keseluruhan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Pentingnya mempelajari topik modul pengambilan keputusan tidak hanya berlaku bagi saya sebagai individu, tetapi juga sebagai seorang pemimpin, dan ini merupakan bagian integral dari perjalanan perkembangan saya.

Sebagai individu, memahami konsep pengambilan keputusan menjadi pondasi bagi kemampuan saya dalam mengelola hidup saya secara lebih efektif. Setiap hari, saya dihadapkan pada berbagai pilihan dan situasi yang memerlukan keputusan. Dengan pemahaman yang kuat tentang proses pengambilan keputusan, saya dapat membuat keputusan yang lebih baik, berdasarkan pada penilaian yang teliti dan pertimbangan yang matang. Hal ini membantu saya untuk mencapai tujuan, menghindari kesalahan yang tidak perlu, dan mengelola risiko dengan lebih baik.

Namun, sebagai seorang pemimpin, pentingnya mempelajari topik modul pengambilan keputusan menjadi lebih mendalam. Sebagai pemimpin, keputusan yang diambil tidak hanya memengaruhi diri saya sendiri, tetapi juga tim, organisasi, murid atau masyarakat yang saya pimpin. Kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat memiliki dampak yang luas dan berpotensi merugikan banyak orang. Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin, saya perlu memiliki pemahaman yang kuat tentang berbagai teknik dan konsep dalam pengambilan keputusan. Ini termasuk memahami bagaimana mengelola kompleksitas, mengidentifikasi risiko, mengevaluasi opsi, dan mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari setiap keputusan yang diambil.

Jadi, pentingnya mempelajari topik modul pengambilan keputusan tidak hanya relevan bagi saya sebagai individu, tetapi juga sebagai seorang pemimpin. Ini membantu saya untuk mengelola kehidupan pribadi saya dengan lebih efektif dan juga memungkinkan saya untuk menjadi pemimpin yang lebih efektif dan bertanggung jawab dalam mendorong kesuksesan dan kesejahteraan bagi tim dan organisasi yang saya pimpin.

Demikian refleksi saya terhadap pembelajaran yang sudah dilalui dalam pendidikan guru penggerak sampai modul 3.1 ini. Terimakasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Disdikpora Kabupaten Pangandaran Panen Penghargaan

Disdikpora Kab. Pangandaran berhasil memborong banyak penghargaan pada Kegiatan Apresiasi Capaian Program Kemendikbudristek, yang diselenggarakan oleh UPT Kemendikbudristek Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Kamis 23 Nopember 2023 di Yogyakarta. Tidak tanggung-tanggung, Disdikpora Kab. Pangandaran meraih delapan penghargaan sekaligus, yakni Capaian Terbaik Aksi Nyata melalui Platform Merdeka Belajar,  Capaian Terbaik Pemanfaatan Rapot Pendidikan,  Capaian Terbaik penggunaan ARKAS dan SIPLah, Capaian Terbaik Iklim Inklusivitas,  Capaian Terbaik dalam Pembentukan Satgas TPPK (Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan),  Apresiasi penerbitan Regulasi Merdeka Belajar,  Apresiasi Inovasi Pendidikan, dan  Capaian Terbaik Implementasi Kurikulum Merdeka. Kepala Disdikpora Kab. Pangandaran, Dr. H. Agus Nurdin, menyampaikan kebahagiaannya atas raihan ini. Seperti yang dituangkan dalam status media sosial Facebook pribadi, beliau menyampaikan bahwa raihan ini berkat kerja k

Materi PAI SMP Kelas 9: Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara

1. Peta Konsep 2. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, peserta didik mampu: a. Menjelaskan tradisi  Nusantara sebelum Islam dengan benar. b. Menjelaskan Akulturasi budaya Islam dengan benar. c. Menjelaskan cara melestarikan tradisi Islam Nusantara dengan benar. d. Mengambil hikmah mempelajari tradisi Islam Nusantara dengan benar. e. Berperilaku melestarikan tradisi Islam Nusantara dalam kehidupan seharihari dengan benar.

Ringkasan PAI SMP Kelas 9 Lengkap

Pada postingan ini akan dibagikan informasi mengenai materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti bagi kelas 9 SMP secara lengkap. Dari mulai bab pertama sampai dengan terakhir, sesuai dengan yang tercantum dalam buku paket siswa dan Kompetensi Dasar yang dirilis oleh Kemendikbud. Untuk menuju materi yang dimaksud, bisa langsung diklik dalam daftar isi berikut ini: Bab 1 Meyakini Hari Akhir, Mengakhiri Kebiasaan Buruk Bab 2 Jujur dan Menepati Janji Bab 3 Menuai Keberkahan dengan Rasa Hormat dan Taat kepada Orang Tua dan Guru Bab 4 Zakat Fitrah dan Zakat Mal Bab 5 Dahsyatnya Persatuan dalam Ibadah Haji dan Umrah Bab 6 Kehadiran Islam Mendamaikan Bumi Nusantara Bab 7 Meraih Kesuksesan dengan Optimis, Ikhtiar dan Tawakal Bab 8 Beriman kepada Qada' dan Qadar Berbuah Ketenangan Hati Bab 9 Mengasah Pribadi yang Unggul dengan Tata Krama, Santun, dan Malu Bab 10 Menyayangi Binatang dalam Syariat Penyembelihan Bab 11 Akikah dan Kurban Menumbuhkan Kepedulian Umat  Bab 12 Menelusuri Tradisi